Rabu, 20 Maret 2013

KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN AYAM INDUK PETELUR PERIODE AWAL DI PT. CHAROEN POKHPAND JAYA FARM TRAINING CENTER UNIT SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA Oleh : MOHAMMAD TRIGESTIANTO D1E009095 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PURWOKERTO 2012 KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN AYAM INDUK PETELUR PERIODE AWAL DI PT. CHAROEN POKHPAND JAYA FARM TRAINING CENTER UNIT SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : MOHAMMAD TRIGESTIANTO D1E009095 LAPORAN PRAKTIK KERJA Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kurikuler pada Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN PURWOKERTO 2012 LAPORAN PRAKTIK KERJA KEGIATAN USAHA PEMELIHARAAN AYAM INDUK PETELUR PERIODE AWAL DI PT. CHAROEN POKHPAND JAYA FARM TRAINING CENTER UNIT SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : MOHAMMAD TRIGESTIANTO NIM. D1E009095 Diterima dan disetujui pada tanggal :………………….. Pembimbing I Dr. Ismoyowati, SPt. MP NIP. 19690727 199512 2 001 Pembimbing II Ir. Nunung NOOR H, MP NIP. 19620805198703 1 003 Mengetahui Pembantu Dekan I Ir. Sigit Mugiyono, MS NIP. 19560826 198303 1 001 Ketua Program Studi Peternakan Ir. Pambudi Yuwono, M.Agr.Sc NIP. 196309151 198803 1 002 PRAKATA Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan iman, islam dan kenikmatan jasmaniah, sehingga penulis dapat menyusun laporan praktik kerja yang berjudul “Kegiatan Usaha Pemeliharaan Ayam Bibit Induk Petelur Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senatiasa istiqomah pada ajaranNya. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas bantuan berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan praktik kerja maupun dalam penyusunan laporan ini, khususnya pada : 1. Dr. Ir. Akhmad Sodiq. M.Sc.Agr selaku Dekan Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan izin untuk mengikuti praktik kerja. 2. Ir. Sigit Mugiyono, MS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. 3. Ir. Pambudi Yuwono, M.Agr.Sc selaku Ketua Program Studi Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. 4. Ir. Machfudin Budiono. MS selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbinganya untuk kemajuan penulis. 5. Dr. Ismoyowati, SPt. MP dan Ir. Nunung NOOR H, MP yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan laporan praktik kerja. 6. Keluarga yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual. 7. Ir. Didi Sunradri selaku General Manager PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya 8. drh. Sutikno selaku Manager PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya 9. Semua Supervisor dan anak-anak kandang yang memberikan semangat selama praktik kerja. 10. Sahabat peraktek kerja Eko Fauzi Hartono yang menemani selama praktik kerja. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktik kerja ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi diri pribadi penulis dan semua pihak yang membutuhkan. Purwokerto, Maret 2012 Penulis DAFTAR ISI Halaman PRAKATA iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix RINGKASAN x I. PENDAHULUAN 1 1.1. Letak Geografis 1 1.2. Sejarah Perusahaan 2 1.3. Bidang Usaha yang Dijalankan 3 II. METODE 5 2.1. Materi 5 2.2. Prosedur Kerja 6 2.3. Waktu dan Tempat 6 III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 7 3.1. Kegiatan Rutin 7 3.2. Kegiatan Khusus 15 3.3. Kegiatan Insidential 16 3.4. Kegiatan Penunjang 19 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 24 DAFTAR PUSTAKA 25 LAMPIRAN 26 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Merk Desinfektan 10 2. Suhu dalam Kandang 15 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Ruang Sanitasi 7 2. Tempat Sanitasi Kendaraan 9 3. Feeder Tray 11 4. Feeder Tube 12 5. Tower air 14 6. Tempat Minum (Nipple) 14 7. Kegiatan Vaksinasi 16 8. Kegiatan penimbangan 18 9. Kondisi perkandangan 19 10. Temptron 20 11. Panel box 22 12. Cooling pad 22 13. Blower 23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Jumlah Pemberian Pakan di CP Training Center 26 2 Program Vaksinasi yang Telah DilakukanCP Training Center 27 3 Denah Bangunan CP Training Center......................................................... 29 RINGKASAN Kegiatan Praktik Kerja dilakukan di anak perusahaan PT Charoen Pokphand Jaya Farm yaitu PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya. PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya adalah anak perusahaan yang bergerak di bidang pemeliharaan ayam bibit induk petelur. Kegiatan praktik kerja dilakukan selama empat minggu. Terhitung mulai 16 Februari sampai 13 Februari 2012. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya adalah perusahaan yang memelihara ayam dari periode awal hingga periode growing. Ayam yang dipelihara adalah strain Lohmann. Kegiatan yang dilakukan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya meliputi: sistem sanitasi, pemberian pakan dan minum, penimbangan bobot badan, vaksinasi, pengecekan slat dan litter, kontrol malam, pengamatan lingkungan kandang dan diskusi. Tujuan dilaksanakannya praktik kerja antara lain untuk mengetahui kondisi pemeliharaan ternak unggas periode starter PT. Charoen Pokphan Jaya Farm Unit Surabaya dan untuk menambah pengetahuan sebelum memasuki dunia kerja. Materi yang digunakan adalah ayam bibit induk petelur strain lohman sejumlah 6.000 ekor, jenis pakan yang digunakan adalah 531-H yang diproduksi sendiri oleh PT Charoen Pokphan.Tbk dan 2 unit kandang. Kandang yang digunakan adalah kandang close house dengan atap tipe monitor, yang diberi alas sekam padi dengan tinggi sekam 6 cm. Bahan kandang berupa kayu untuk dinding, atap rumbia, lantai menggunakan semen, tirai sebagi penutup kandang dan bambu besar sebagai tiang kandang. Tempat pakan yang digunakan feeder tray dengan kapasitas 5 kg dan tempat minum tipe otomatis. Kegiatan yang dilaksanakan selama Praktik Kerja Lapangan ternak unggas yaitu : 1) kegiatan rutin meliputi pemberian pakan dan minum setiap pagi, siang dan sore, pengontrolan kesehatan ternak tiap pagi dan sore serta pembersihan lingkungan kandang; 2) kegiatan insidental meliputi menimbang bobot badan ayam, pengambilan ayam mati, mengafkir ayam yang kondisi tubuhnya tidak normal atau sakit, pengontrolan kandang, vaksinasi, dan penghitungan konsumsi pakan, konversi pakan.; 3) kegiatan penunjang meliputi menjalin hubungan sosial dengan pekerja kandang, supervisor dan manager. Hasil praktek kerja dapat dilaporkan bahwa jumlah konsumsi pakan per ekor sampai umur 21 hari yaitu sebanyak 1.132 g, dan konsumsi pakan total selama pemeliharaan sebanyak 6.609,370 g. Konversi pakan 1,36. Pencegahan penyakit dilakukan dengan pemberian obat dan vitamin. Kata Kunci : praktik kerja, ayam bibit, pemberian pakan dan minum di charoen pokphand. I. PENDAHULUAN 1.1. Letak Geografis Praktik kerja dilaksanakan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center unit Surabaya yang merupakan salah satu perusahaan di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur dan terletak dikecamatan Sukerejo yaitu berada di sebelah barat dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Malang menjadikan Surabaya sebagai kawasan padat industri, hal ini dibuktikan dengan beberapa perusahaan besar yang salah satunya adalah PT Charoen Pokphand Jaya Farm yang bergerak pada bidang perunggasan. PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya yang berada di Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu unit perusahaan yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Unit Surabaya termasuk unit pembibitan ayam bibit niaga petelur yang cukup besar dengan didukung oleh tiga unit breeding yaitu Unit CP 1, unit SUR II dan unit Training Center unit Surabaya Tempat pelaksanaan praktek kerja yaitu di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya. PT Charoen Pokphand Training Center unit Surabaya. Berdiri pada 3 Oktober tahun 1983. PT Charoen Pokphand unit ialah unit perusahaan CP group yang bergerak di bidang pemeliharaan ayam induk petelur dari periode awal hingga parent stock. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya. Berlokasi di Dusun, Desa Tanjungarum, Kecamatan Sukerejo, Kabupaten Pasuruan. Keadaan geografis PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya yaitu: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Jetak Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Bulu kandang Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Suawoyo Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Mandalan 1.2. Sejarah Perusahaan Perusahaan Charoen Pokphand Group pertama kali didirikan di Bangkok pada tahun 1921, berkembang kemudian sampai ke Hongkong, Thailand dan kemudian dibuka cabang di Indonesia yang berada di Jl. Ancol Barat VIII No. 1 pada tahun 1971. Cabang perusahaan di Indonesia sendiri sebangyak 152 unit perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha. Bidang usaha tersebut meliputi bidang usaha pertanian, peternakan (agrobisnis), aquabisnis maupun yang terbaru bergerak dibidang komunikasi dan teknologi. Kegiatan yang diusahakan meliputi pembibitan, pakan ternak, peralatan peternakan (poultry equipment), pelaksanaan pembesaran secara intensif melalui peternakan plasma, sektor aquabisnis (budidaya udang dan ikan) sedangkan dalam bidang komunikasi dan teknologi perusahaan ini mengeluarkan kartu GSM yang memiliki nama komersil 3. Perusahaan Charoen Pokphand mempunyai misi meningkatkan intelektual masyarakat melalui nutrisi yang bagus dari makanan yang berkualitas tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan perkapita. Mengingat kebutuhan konsumen terhadap protein hewani terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk tiap tahunnya yaitu sekitar tiga persen per tahun, maka hal tersebut menjadikan suatu peluang yang sangat menguntungkan bagi perusahaan sehingga di Kabupaten Jombang, secara bertahap dibangunlah sebanyak tujuh cabang perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam (breeding) dan satu perusahaan yang bergerak dibidang penetasan telur (hatchery) guna memenuhi 1.3. Bidang Usaha PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya ialah unit perusahaan CP Group yang bergerak di bidang breeding bibit ayam petelur yang memelihara ayam breeder sejak periode awal sampai produksi telur ayam final stock. Saat praktek kerja, ayam yang dipelihara di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya sebagian besar adalah strain lohhman. Sistem kandang yang diterapkan di Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya adalah sistem closed house dengan tipe single. Kandang yang dimiliki oleh Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Training Center berjumlah 21 buah yang terbagi menjadi 5 flock. Masing-masing flock terdiri dari 4 kandang dan dikelola oleh seorang supervisor. Flock A terdiri dari kandang 1, 2, 3, dan 4. Flock B terdiri dari kandang 5, 6, 7, dan 8. Flock C terdiri dari kandang 9, 10, 11, dan 12. Flock D terdiri dari kandang 13, 14, 15, dan 16. Flock E terdiri dari kandang 17, 18, 19, 20, dan 21. Umur ayam di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya setiap kandangnya berbeda-beda dari periode starter sampai periode growing. Umur ayam pada Flock A, B berumur 8 minggu, dan Flock C, E berumur 4 minggu dan Flock D berumur 10 Minggu. PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya ialah unit perusahaaan CP Group yang bergerak di bidang pembibitan Parent Stock ayam petelur. Parent Stock yang dipelihara di Unit Training Center ini ialah anak ayam (DOC) hingga umur 10 minggu. DOC ini dibeli dari PT Multi Breeder Adimata TBK Indonesia yang berlokasi di Purwakarta. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya dipimpin oleh seorang manager yang bertanggungjawab penuh terhadap farm dan orang-orang yang dipimpinnya. Manager mempunyai staf yang dalam mengelola farm, meliputi 1) Statistic, bertugas membantu manager dalam hal mengolah data yang di dapat dari lapangan dan melaporkannya kepada manager beserta supervisor, 2) Supervisor, bertugas membantu manager dalam hal mengontrol kandang dan bertanggung jawab terhadap masing-masing kandang yang dibawah koordinasinya, serta memberikan laporan kepada manager farm. Di Unit Training Center terdapat 1 orang supervisor, dimana masing-masing supervisor membawahi 15 orang caretaker atau 4 buah kandang, 3) Chief flock adalah orang yang bertugas membantu supervisor dalam mengelola kandang, chief flock juga biasa disebut asisten supervisor, 4) Caretaker bertugas membantu tugas supervisor dalam mengelola kandang, atau yang lebih dikenal sebagai pegawai kandang, dimana setiap kandang terdiri dari 3 orang caretaker, 5) Supervisor Administrasi, bertugas membantu manager dalam hal surat-menyurat dan bertanggung jawab terhadap semua hal yang menyangkut administrasi yang ada di Unit Training Center. Supervisor Administrasi juga membawahi mecanic yang bertugas mengontrol dan memperbaiki fasilitas yang ada, 6) Guardman yang bertugas menjaga keamanan farm, guardman terdiri dari 10 orang Satpam dan satu orang Brimob, 7) Codriver yang bertugas mengkoordinir driver atau sopir yang ada di farm, 8) Godown yang bertugas di gudang, yang bertugas mencuci pakaian dan kandang, 9) Gardener yang bertugas merawat taman dan menjaga agar lingkungan farm tetap bersih dan rapi, 10) Technician, bertugas membantu manager dalam hal teknis. II. METODE 2.1 Materi a) Parent stock Ayam parent stock yang dipelihara pada peternakan milik PT Charoen Pokphand Jaya Farm Traning Center Unit Surabaya adalah strain Lohhman. Masing-masing kandang pada farm, memelihara lebih kurang 44253 ekor ayam parent stock 707. b) Kandang Kandang yang digunakan pada pemeliharaan ini menggunakan kandang tertutup (close house) dengan panjang 48 meter, lebar 7 meter dan tinggi 3 meter. c) Pakan beserta peralatannya Pakan yang dipergunakan dalam pemeliharaan yaitu berupa pakan komersil kode 531-H untuk ayam grower. Tempat pakan yang digunakan berupa tube dan traw. d) Air minum beserta peralatannya Air minum berasal dari air sumur yang terlebih dahulu ditampung di tower utama kemudian didistribusikan ke tower-tower yang ada pada masing-masing kandang. Alat untuk menyalurkan air minum pada ayam disebut nipple. e) Vaksin beserta peralatannya Vaksin yang digunakan berbeda-beda tergantung keperluan. Peralatan yang digunakan untuk vaksinasi yaitu alat vaksin fowl pox, injector, larutan dapar, vaksin berbagai jenis penyakit baik yang lived atau killed, alat penyekat kandang, dan termos. f) Desinfektan untuk biosecurity dan sanitasi 2.2 Prosedur Kerja 2.2.1 Kegiatan Praktik Kerja di PT Charoen Pokphand Training Center Unit Surabaya Kegiatan Rutin Kegiatan rutin yang dilakukan yaitu program pembersihan tempat pakan dan tempat minum, biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum dan vaksinasi. Kegiatan Khusus Kegiatan khusus yang dilakukan yaitu pengamatan kondisi ayam dan kegiatan culling. Kegiatan Insidental Kegiatan insidental yang dilakukan yaitu persiapan kandang DOC Kegiatan Penunjang Kegiatan penunjang yang dilakukan yaitu diskusi dengan supervisor dan manajer. 2.3. Waktu dan Tempat Praktik kerja dilaksanakan selama tiga minggu, mulai tanggal 16 Januari sampai 13 Februari 2012 di perusahaan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Traing Center Unit Surabaya. III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan Praktik Kerja di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya 3.1.1 Kegiatan Rutin Kegiatan rutin yang dilakukan pada saat praktik kerja di PT Charoen Pokphand Training Center Unit Surabaya yaitu kegiatan pembersihan tempat pakan dan minum, pemberian pakan, biosecurity, pemberian air minum, dan pengontrolan suhu kandang, diskusi dengan anak kandang dan supervisor. 3.1.1.1 Pembersihan Tempat Pakan dan Minum Kegiatan pembersihan di kandang meliputi dari pembersihan tempat pakan dan minum ayam yang dilakukan pada pukul 07.00-07.30 WIB. Kegiatan pembersihan tempat minum ini bertujuan untuk menghilangkan atau membuang sisa pakan yang tercecer di tempat minum sehingga tempat minum kembali menjadi bersih dan menghindari tumbuhnya jamur dan lumut. Pembersihan tempat minum dilakukan dengan cara mengelap dalam tempat minum dari ujung kanan sampai dengan ujung kiri dengan menggunakan kain lap. Tempat minum terbuat dari paralon yang berbahan plastik secara memanjang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anggorodi (1985), yaitu tempat minum untuk ayam bibit induk petelur dapat terbuat dari bambu, seng atau plastik yang disesuaikan dengan kandang. Tempat minum menggunakan paralon ukuran diameter 2 cm, panjangnya menyesuaikan tempat pakan dan panjang kandang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (1989), yaitu ukuran tempat minum untuk ayam bibit induk petelur bentuk memanjang adalah 2,5 cm per ekor atau 3.1.1.2 Pemberian Pakan Pemberian pakan yang sesuai dan seimbang ditujukan untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan dan perkembangan yang optimum, kematangan seksual, produksi serta fertilitas yang diinginkan. Pemberian pakan yang baik akan menjamin pertumbuhan bobot badan selama pertumbuhan dan penggemukan. Jika breeding, feeding, manajemen baik, maka hal itu dapat meningkatkan produksi. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. (Anggorodi, 1995) Tempat pemberian pakan yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Traing Center Unit Surabaya ada tiga jenis. Tempat pakan yang pertama adalah feeder tray atau feeder chick (Gambar 3) yang digunakan untuk ayam saat ayam umur 1 sampai dengan 14 hari. Tempat pakan kedua disebut dengan feeder tube (Gambar 4) yang digunakan untuk pemberian pakan ayam jantan dan betina umur 3 minggu sampai dengan 5 minggu. Kartasudjana (2006) menyatakan bahwa feeder tray mempunyai keunggulan sebagai tempat pakan yang memudahkan DOC dalam pengambilan pakan, sedangkan kelemahannya ialah tempat pakan mudah kotor Jenis pakan yang diberikan adalah pakan jadi berbentuk crumble dengan kode 531-H untuk ayam umur 1-4 minggu, kode 532 untuk ayam sampai produksi 5 %, sedangkan 533 diberikan pada ayam jantan saat laying. Pakan ini di produksi oleh PT. Charoen Pokphand yang memproduksi pakan ternak. Keuntungan dari pakan bentuk crumble adalah mengurangi resiko pakan tercecer dan memudahkan dalam pemberian serta memungkinkan untuk memperoleh gizi yang terkandung dalam bahan pakan. Pakan bentuk crumble mempunyai keuntungan tidak berdebu, tidak mudah hilang oleh angin meningkatkan konsumsi pakan dan formula pakan lebih efisien sehingga pemborosan dapat ditekan.( Kartadisastra, 1994). Gambar 3. Feeder Tray Pakan yang diberikan adalah pakan komplit berbentuk crumble tipe 531-H yang diproduksi sendiri oleh PT. Charoen Pokphand. Pemberian pakan di PT. Charoen Pokphan dilakukan hanya 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 06.00 wib dan sore pukul 03.00 wib. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari dimaksudkan untuk mengurangi lalu lalang orang masuk ke kandang sehingga ayam tidak mudah stress. Pengayakan pakan dilakukan sekitar pukul 11.30 wib sebelum jam istirahat. Pada saat dilakukan kegiatan vaksin di kandang biasanya setelah itu dilakukan pengayakan pakan. Menurut supervisor PT. Charoen Pokphan dengan dilakukanya pengayakan pakan akan menghemat pengluaran biaya pakan sehingga pemberian pakan lebih efisien. Tabel 1. Kandungan Nutien Pakan kode 531-H No Zat Gizi Pakan Jumlah (%) 1. Kadar Air Maks 13,0 % 2. Protein 21,0 – 22,0 % 3. Lemak Min 3,0 % 4. Serat Max 5,0 % 5. Abu Max 7,0 % 6. Kalsium Min 0,90 % 7. Phosphor Min 0.60 % Sumber : Produksi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Kandungan pakan di PT. Charoen Pokphan tidak ubahnya dengan pakan produksi dari pabrik lain yang memproduksi pakan ternak, yang penting dalam pakan tersebut kandungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan DOC untuk pertumbuhan, yaitu memiliki energy metabolis 3.100 kkal/kg pakan dan protein 22%. Hasil praktek kerja yang dapat dilaporkan bahwa jumlah konsumsi pakan perekor sampai umur 21 hari 1.132 gram, dan konsumsi pakan total selama pemeliharaan sebanyak 6.609,370 gram. Konversi pakan 1,36. Dengan perincian sebagai berikut jumlah pakan dibagi jumlah berat hidup dalam satuan kg. Adapun pakan yang dihabiskan 1.132 gram dibagi berat hidup 851gram/ekor yaitu 1,36. 3.1.1.3 Pengontrolan Ayam Kegiatan pengontrolan ayam merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Kegiatan tersebut meliputi pengontrolan keadaan kandang seperti litter, tirai dan kotoran yang berada di kandang, pengontrolan kondisi ayam, pakan, air minum dan pemanas. Pengontrolan litter dilakukan untuk mengotrol kondisi litter karena pada periode awal seringkali kondisi litter menjadi basah yang disebabkan faces yang berair dan tumpahan-tumpahan air minum sehingga perlu dilakukan penggan tian litter agar kondisi ayam tetap hangat dan sehat, tinggi litter yang ideal yaitu 6 cm. Pengontrolan suhu dilakukan oleh mechanic dengan menggunakan brooder otomatis dan suhu didalam kandang yaitu diatur 30-31 derajat. Hal ini dilakukan agar ayam tetap merasa hangat dan tidak mudah sakit( Prabowo (2007) dan Rasyaf (1997)) Hasil praktek yang dilakukan yaitu penyebab kematian ayam pada minggu pertama biasanya karena ayam terjepit di sela-sela kandang. Culling dilakukan bila ayam terdapat gejala penyakit seperti lemas dan nafsu makan turun. Pemeliharaan ayam selama 21 hari didapatkan kematian sebanyak 158 ekor atau tingkat kematian 2,6%. Blakely dan Bade (1991) menyatakan bahwa pengontrolan ayam penting dilakukan sebab untuk mengetahui ada tidaknya ayam yang mati atau pun sakit, habis tidaknya pakan dan minum, serta idealnya suhu kandang. 3.1.1.4 Pemberian Air Minum Kebutuhan Air minum di PT. Charoen Pokphand yang digunakan berasal dari air tanah. Air tanah tersebut didapat dengan menggunakan pompa listrik kemudian air tersebut di tampung di tower utama, setelah itu didistribusikan ke seluruh farm. Air yang masuk ke kandang, akan ditampung di tower kandang yang ada di dalam kandang. (Gambar 5). Tower kandang 2 buah. Pengaturan air di kandang ada tiga pengaturan air, yaitu yang pertama pengaturan air dengan cara mengisi air dahulu ke tower kandang kemudian distribusi ke dalam kandang, kapasitas air di masing-masing tiap tower yaitu 100 liter. Pengaturan kedua yaitu jika air di tower habis maka air akan langsung dialirkan dari tower utama ke dalam kandang melalui keran 2. Pengaturan ketiga yaitu pengaturan untuk pembuangan air dari tower, hal ini dimaksudkan untuk menguras air yang ada didalam tower. Pengurasan air ini dilakukan minimal 1 minggu sekali. (Gambar 6) Air dari bak tower dialirkan ke dalam nipple (Gambar 6) melalui pipa-pipa yang memanjang dalam kandang. Nipple atau alat minum otomatis terdiri dari dua bagian yaitu cup nipple dan nozzle. Bagian yang berwarna merah atau cup nipple berfungsi sebagai penampung air yang jatuh saat air keluar sehingga air tidak tercecer, bagian lainnya disebut nozzle yaitu tempat keluarnya air. Nipple diletakkan di pipa nipple yang mengalirkan air dari tower kandang dengan jarak antar nipple 37 cm. Jumlah nipple yang terpasang setiap sambungan pipa nipple yaitu 8 buah nipple, sedangkan dalam satu kandang terdapat kurang lebih 4 sambungan dalam empat lajur saluran air, sehingga dalam satu kandang terpasang kurang lebih 160 nipple. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wiharto (1986) bahwa syarat penempatan tempat air minum adalah mudah dijangkau ayam, mudah dibersihkan, dan tidak mengganggu dan membahayakan ayam. Air minum di peternakan milik PT. Charoend Pokphand ditambah dengan vitamin dan obat-obatan. Pemberian vitamin dan obat-obatan ini bertujuan untuk mencegah serangan penyakit dan agar ayam menjadi lebih sehat. Menurut North and Bell (1990) disamping karbohidrat, lemak dan protein, ada beberapa jenis nutrisi pada pakan ayam yang cukup penting dengan jumlah yang tidak terlalu banyak namun dibutuhkan untuk kebutuhan hidup, produksi daging dan efisiensi reproduksi. Nutrisi tersebut adalah vitamin, mikro mineral dan zat-zat aditif lainnya. Syarat air minum buat ayam yaitu bersih dari mikroba dan bakteri yang berbahaya, selain itu air tidak berwarna dan tidak berbau. 3.1.1.5 Kegiatan biosecurity Kegiatan biosecurity merupakan suatu sistem pengamanan integral terhadap suatu penyakit dalam suatu lokasi peternakan sehingga diharapkan peternakan dapat terbebas dari penyakit yang mematikan bagi ternak yang ada di dalamnya, sedangkan tujuan dari kegiatan biosecurity ialah untuk menurunkan sumber dan penyebab adanya kontaminasi bagi ternak, sehingga memungkinkan terjadinya produk yang sehat, bersih, dan aman (Bell, 1990). Program biosecurity yang diterapkan di PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm Unit Training Center meliputi desinfektan untuk manusia, barang kecil (dompet, tas) serta barang-barang besar seperti alat angkutan (mobil, truk) dan lain-lain serta sanitasi lingkungan kandang (Gambar 1). Gambar 1. Ruang Sanitasi Pekerja Hal yang harus dilakukan sebelum memasuki lingkungan kantor PT Charoen Pokphand Jaya Farm Traing Center Unit Surabaya, yaitu semua karyawan dan tamu diwajibkan untuk melakukan sanitasi pertama terlebih dahulu. Tata cara sanitasi adalah sebagai berikut : a. Masuk ruang sanitasi kemudian disemprot dan melewati bak celup kaki b. Lepas dan simpan semua pakaian (hanya menggunakan pakaian dalam) c. Masuk ruang sanitasi yang secara otomatis setelah pintu dibuka desinfektan akan keluar membasahi tubuh d. Bilas tubuh dengan cara mandi menggunakan sabun dan shampo yang sudah disediakan. Setelah itu pakailah pakaian sanitasi yang sudah disediakan (untuk sanitasi kedua sebelum memasuki area kandang, menggunakan baju kandang yang sudah disediakan) e. Pakailah sandal yang sudah disediakan (untuk sanitasi kedua sebelum memasuki area kandang, menggunakan sepatu kandang, masker dan penutup kepala yang sudah disediakan). Biosecurity juga dilakukan ketika akan memasuki kandang yaitu dengan cara shower room yang akan menyemprotkan desinfektan. Larutan yang disemprotkan berupa larutan Bestaquam dengan dosis 0,25 % yang telah dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1000. Sanitasi diteruskan dengan mandi, kemudian memakai pakaian khusus yang sudah disediakan. Hal tersebut dimaksudkan guna mencegah penyebaran bibit selain dari pakaian tetapi juga dari rambut karena rambut merupakan media utama penyebar virus mareks. Sanitasi juga dilakukan saat memasuki kandang dengan mencelupkan kaki pada kolam air di depan kandang yang telah ditambah Tektrol dengan dosis 0,4 % , untuk memasuki kandang diharuskan pula untuk mengganti sepatu kandang yang dipakai ketika berjalan dari area sanitasi menuju kandang dengan sepatu khusus yang telah disediakan di depan kandang. Kegiatan biosecurity lain yang dilakukan adalah mencuci seluruh peralatan dengan menggunakan desinfektan termasuk alat-alat transportasi sebelum memasuki area farm. Telur dan tray yang akan dikirim ke hatchery, sebelumnya difumigasi terlebih dahulu dengan menggunakan dosis formalin sebanyak 180 ml dengan dicampur air sebanyak 240 ml. Gambar 2. Tempat Sanitasi Kendaraan North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semua disinfektan yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Ampuh membunuh bakteri atau kuman bakteri; (2) Tidak beracun bagi manusia; (3) Efektif pada material organik berjumlah sedang; (4) Tidak merusak dan menyebabkan noda; (5) Dapat larut dalam air; (6) Mampu menembus materi-materi serta celah-celah; (7) Mudah dicari dan tidak mahal. Desinfektan yang dipakai oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Traing Center Unit Surabaya tidak selalu memakai merk yang sama, karena tergantung dari persediaan desinfektan dari perusahaan, penggantian desinfektan yang dipakai juga bertujuan untuk menghindari resistensi bakteri terhadap desinfektan yang digunakan. Walaupun menggunakan desinfektan yang berbeda, desinfektan tersebut memiliki fungsi yang sama dengan desinfektan yang telah dipakai sebelumnya. Dosis yang digunakan pada masing-masing desinfektan berbeda-beda sesuai dengan label yang tercantum pada kemasan desinfektan. Beberapa merk desinfektan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Traning Center Unit Surabaya. disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Merk Desinfektan Desinfektan Dosis Air (liter) Pemakaian Bestaquam Formalin Textol Roundup Synoff CID Racumin 250 cc 10 liter 4 cc 600 cc 50 gr 100 100 1 100 100 Shower room Penyempotan kandang Celup kaki Penyemprotan rumput Pembasmi serangga Membersihkan kotoran pada nipple Pembasmi Tikus Sumber : PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Traing Center (2012). 3.1.1.4 Pengontrolan Suhu dalam Kandang Suhu dalam kandang merupakan faktor yang penting pada manajemen kandang tertutup. Suhu dalam kandang setiap hari harus dikontrol dan diatur sedemikian rupa agar ayam merasa nyaman berada dalam kandang tersebut sehingga pertumbuhan, aktivitas dan kesehatan ayam dapat terjaga dengan baik. Suhu dalam kandang 8 saat kegiatan peraktik kerja disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Suhu dalam Kandang C Unit Training Center No Tanggal Umur Ayam Temperatur pada Pukul (hari) 19.00 (ºC) 05.00 (ºC) 1 19 Januari 2012 3 30,4 29,1 2 20 Januari 2012 4 30,5 29,2 3 21 Januari 2012 5 30,8 30,5 4 22 Januari 2012 6 29,8 30,4 5 23 Januari 2012 7 30,3 29,3 6 24 Januari 2012 8 29,5 29,0 7 25 Januari 2012 9 28,6 28,2 Menurut Card (1962), bahwa suhu optimal untuk unggas 106,5 ºF (104 sampai 109 ºF). Suhu yang terlalu dingin akan menyebabkan konsumsi pakan meningkat untuk mempertahankan suhu tubuh. Bila suhu terlalu panas menyebabkan konsumsi pakan menurun. Untuk mengetahui suhu yang sesuai adalah dengan melihat aktivitas ayam, jika ayam aktif bergerak, maka suhu dalam kandang telah sesuai, sedangkan jika aktivitas ayam kurang maka kondisi kandang terlalu dingin dan jika terlalu panas maka ayam akan penting. Dalam tabel tersebut temperaturnya berbeda hal ini disebabkan karena kipas yang berfungsi membuang udara amoniak dari dalam kandang tidak bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh mechanic, selain itu akibat seringnya hujan lebat yang terjadi sehingga temperaturnya berubah-ubah. 3.1.2 Kegiatan Khusus 3.1.2.1 Vaksinasi Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan, digunakan untuk pembentukan zat kebal tubuh (antibodi) sehingga ternak kebal terhadap suatu penyakit tertentu (Rahardi, dkk 1995). Kegiatan vaksinasi (Gambar 7) yang dilakukan di PT Charoen Pokphand Traning Center Unit Surabaya yakni dengan meliputi vaksin IB (H120) dengan metode tetes mata pada ayam berumur 1 hari . Selain itu, vaksin dilakukan pula pada kandang yang berisi ayam umur 3 hari dengan menggunakan vaksin coccidiosis. Vaksinasi dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB dengan metode spray. Kegiatan vaksinasi ini sangat baik sekali untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan DOC, hal ini sesuai dengan pendapat Prabowo (2000) yang menyatakan bahwa vaksinasi dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak dengan meningkatkan antibodi, vaksinasi dilakukan pada bagian-bagian tertentu seperti bagian sayap, dada dan bagian kepala agar vaksin tersebut dapat langsung menuju pembuluh darah, sedangkan waktu vaksinasi yang baik ialah dilakukan pada pagi hari. Sampai hari ketiga mortalitasnya mencapai 0,40% dari 6000 ekor ayam yang kebanyakan dilakukannya culling. Gambar 7. Kegiatan vaksinasi 3.1.3. Kegiatan Insidental 3.1.3.1 Pemeriksaan Litter dan Slat Kegiatan pemeriksaan litter bertujuan untuk memeriksa ketebalan litter, adanya benda-benda berbahaya, serta kelembaban litter. Litter yang terlalu tipis akan menyebabkan ayam kesulitan berjalan, karena alas menjadi licin. Pemeriksaan benda-benda berbahaya seperti paku dan kawat bertujuan untuk menghindari luka pada ayam maupun pekerja kandang. Pemeriksaan kelembaban dilakukan dengan melihat tekstur litter. Jika kondisinya lembab maka litter akan menggumpal dan dapat menjadi sumber bakteri yang dapat mengganggu kesehatan ayam. Pemeriksaan slat dilakukan dengan melihat apakah ada kayu slat yang patah atau lepas. Jika ada kayu yang patah atau lepas, maka kegiatan yang dilakukan adalah memperbaikinya dengan cara dipaku kembali. Pemeriksaan slat dilakukan di seluruh alas slat. Pemeriksaan slat bertujuan untuk menghindari luka pada ayam dan menghindari ayam masuk ke dalam slat. 3.1.3.2 Pemberian Obat-obatan Obat yang digunakan dalam farm meliputi obat cacing dan antibiotik. Obat cacing diberikan sesuai dengan kondisi ayam di farm, jika ayam ada yang terindikasi terkena penyakit cacingan maka dalam kandang tersebut akan diberikan obat cacing. Obat cacing yang diberikan ada dua macam yaitu Levaverm dan Panacur dengan dosis 0,03-0,05 ml/kg BW. Obat lain yang sering digunakan adalah antibiotik. Antibiotik diberikan pada DOC sampai dengan umur 1 minggu dan pada ayam dewasa yang terserang penyakit. Antibiotik yang digunakan adalah Quinabic dengan dosis 20 sampai 40 mg/kg BW untuk penyakit CRD dan Neomix untuk penyakit enteritis dengan dosis 35 mg/kg BW. Menurut Prabowo (2000) antibiotik dihasilkan oleh berbagai jenis organisme seperti bakteri dan jamur. Secara umum antibiotik adalah suatu istilah yang menunjukan senyawa kimia yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme (kecuali virus). Penggunaan antibiotik dalam program kesehatan bukan merupakan suatu keharusan. Ada yang perlu digunakan, tapi ada yang tidak perlu. Untuk daerah resiko rendah tidak memerlukan antibiotik untuk pencegahan, tetapi pada peternakan yang pernah terinfeksi bakteri dan termasuk daerah yang beresiko tinggi, maka program yang dimiliki oleh perusahaan obat Hewan harus disesuaikan dengan resiko di lapangan (Ensminger, 2005). 3.1.3.3 Penimbangan Bobot Badan Penimbangan bobot badan dilakukan setiap seminggu sekali. Penimbangan bobot badan bertujuan untuk mengetahui bobot badan sesuai dengan pertumbuhan dan tingkat keseragaman ayam dalam kandang. Tujuannya adalah untuk mengetahui FCR. Di PT. Charoen Pokphan Jaya Farm Unit Surabaya didapatkan angka FCR yaitu 1,33 pada ayam usia 21 hari dari 5849 ekor. Penimbangan ayam dilakukan dengan cara mengumpulkan ayam pada salah satu sudut kandang menggunakan jaring, kemudian ayam diambil lalu ditimbang dengan menggunakan alat timbang. Penimbangan dilakukan pada ayam betina maupun pejantan dan sampel yang diambil untuk masing-masing yaitu 10 ekor betina dan 10 ekor jantan. Gambar 9. Kegiatan Penimbangan Hasil penimbangan di kandang C1 dan C2 pada tanggal 24 Januari 2012 didapat performans bobot rata-rata ayam betina umur 1 minggu adalah 69,98 gram dan jantan 72,96 gram. Bobot ayam betina 69,98 gram lebih tinggi dari bobot standar breeder yaitu dengan bobot badan 60 gram. Bobot badan jantan 72,96 gram lebih tinggi dari bobot badan standar breeder yaitu 70 gram. Ayam umur 1 minggu No Jantan Betina 1. 71 gr 71 gr 2. 72 gr 69 gr 3. 68 gr 67 gr 4. 68 gr 67,5 gr 5. 71 gr 71 gr Sumber : Produksi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.1.3 Kegiatan Penunjang 3.1.4.1 Evaluasi dan Diskusi Evaluasi dan diskusi dilakukan setiap hari ketika sedang berada di lokasi kandang yang dipandu oleh supervisor. Evaluasi dan diskusi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan pengetahuan yang didapat mahasiswa selama melakukan kegiatan praktik kerja dan mendiskusikan hal-hal yang masih belum dimengerti dan dipahami. Hal yang didiskusikan mengenai masalah perkandangan, maupun manajemen pemeliharaan yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Training Center Unit Surabaya. 3.1.4.2 Pengamatan Kandang Pengamatan kandang di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Surabaya dilakukan setiap hari. Tipe kandang di Charoen Pokphand ini adalah kandang close house. Kandang system tertutup atau close house ini memiliki kelebihan mengendalikan factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi fungsi kegiatan ayam maupun manusia meiputi temperature, kelembaban udara, komposisi udara (konsetrasi oksigen, karbondioksida, ammonia dan lainnya). Gambar 10. Kondisi Perkandangan Kandang berukuran 48 x 7 meter dilengkapi dengan alas model kombinasi litter slat dengan alas berupa serbuk gergaji di dalam litter. Atap kandang menggunakan seng. Ventilasi kandang diatur dari inlet (cooling pad) dan outlet (blower). Temperatur kandang diset dengan suhu 25-290C. Menurut Daghir (2008) temperatur yang terlalu dingin menyebabkan konsumsi pakan meningkat untuk mempertahankan temperatur tubuh, suhu yang terlalu panas juga tidak baik untuk ayam karena dapat menurunkan konsumsi pakan selain itu dapat meningkatkan stres pada ayam yang dapat mengakibatkan produksi menurun. Ventilasi dan temperatur kandang di PT Charoen Pokphand diatur secara otomatis menggunakan temptron (gambar 11) yang dapat dikendalikan di panel box. Gambar 11. Temptron Gambar 12. Panel box Panel box (Gambar 12) merupakan alat berbentuk kotak pengendali elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan blower, power lampu, cooling pad, shocker serta berbagai tempat peralatan pakan dan minum. Panel box terletak dibagian depan kandang dengan dilengkapi tiga buah lampu yakni lampu hijau untuk blower, lampu merah untuk high temperatur, dan lampu kuning untuk sistem air minum (nipple), jika satu dari ketiga sistem tersebut mengalami gangguan maka lampu akan menyala dan alarm akan berbunyi. Inlet adalah bagian dari kandang pada sistem close house yang berfungsi untuk masuknya udara (ventilasi) dengan menggunakan cooling pad (Gambar 13). Inlet merupakan bagaian kandang yang sangat vital karena mengatur sirkulasi udara dalam kandang. Inlet pada kandang twin terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri kandang, sedangkan blower atau tempat keluarnya udara terdapat di bagian belakang kandang (outlet). Udara yang masuk ke dalam kandang melalui cooling pad akan keluar melalui lubang blower. Cooling pad berfungsi sebagai pendingin udara yang masuk karena disemprotkan air di sela-sela cooling pad yakni pada celldeck sehinnga udara yang masuk menjadi dingin. Panel box (Gambar 12) merupakan alat berbentuk kotak pengendali elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan blower, power lampu, cooling pad, shocker serta berbagai tempat peralatan pakan dan minum. Panel box terletak dibagian depan kandang dengan dilengkapi tiga buah lampu yakni lampu hijau untuk blower, lampu merah untuk high temperatur, dan lampu kuning untuk sistem air minum (nipple), jika satu dari ketiga sistem tersebut mengalami gangguan maka lampu akan menyala dan alarm akan berbunyi. Inlet adalah bagian dari kandang pada sistem close house yang berfungsi untuk masuknya udara (ventilasi) dengan menggunakan cooling pad (Gambar 13). Inlet merupakan bagaian kandang yang sangat vital karena mengatur sirkulasi udara dalam kandang. Inlet pada kandang twin terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri kandang, sedangkan blower atau tempat keluarnya udara terdapat di bagian belakang kandang (outlet). Udara yang masuk ke dalam kandang melalui cooling pad akan keluar melalui lubang blower. Cooling pad berfungsi sebagai pendingin udara yang masuk karena disemprotkan air di sela-sela cooling pad yakni pada celldeck sehinnga udara yang masuk menjadi dingin. Cooling pad akan berkerja secara otomatis sesuai program yang telah diset pada temptron. Jika suhu temptron dalam kandang diatas 29,50C, maka pompa air akan bekerja menyedot air ke pipa cooling pad, kemudian air akan keluar melalui sela-sela lubang kecil pada cell deck. Air yang mengalir dalam cooling pad akan bercampur dengan udara yang masuk sehingga suhu dalam kandang akan turun. Fan 1,3,6, ialah fan direct, fan direct ini bekerja non stop tanpa dipengaruhi suhu kandang. fan non direct ialah fan 2,4,5,. Fan non direct ini bekerja sesuai dengan kebutuhan dan dikendalikan dengan titik suhu tertentu. Kerja fan non direct ini disesuaikan dengan suhu ruangan kandang, apabila suhu melebihi suhu T1, maka fan 4 akan bergerak begitu pula pada fan 5,2 dan 6 Alat penarik udara keluar kandang yaitu menggunakan blower yang berjumlah 6 buah. Jumlah blower yang menyala disesuaikan dengan kebutuhan udara untuk ayam dan mengatur kecepatan angin di dalam kandang (gambar 14). Pengaturan ini dilakukan oleh alat yaitu temptron yang mengatur sistim kerja ventilasi. Temptron juga biasa disebut dengan otak kandang, suhu yang sudah diset sesuai kebutuhan ayam sehingga apabila suhu dalam kandang melebihi suhu yang yang telah di set maka akan mengalami masalah dan alarm akan berbunyi. Suhu yang diset menentukan jumlah blower yang menyala. Pada suhu kandang 25ºC maka jumlah kipas yang hidup 4 buah, namun apabila suhu dalam kandang mencapai 26 ºC maka jumlah kipas yang hidup bertambah 1 buah menjadi 5 buah, berbeda lagi jika suhu dalam kandang meningkat hingga 29 ºC maka seluruh kipas akan berputar untuk menstabilkan suhu dalam kandang. Fan 1,3,6, ialah fan direct, fan direct ini bekerja non stop tanpa dipengaruhi suhu kandang. fan non direct ialah fan 2,4,5,. Fan non direct ini bekerja sesuai dengan kebutuhan dan dikendalikan dengan titik suhu tertentu. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktek kerja di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Training Center Unit Surabaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pemeliharaan ayam induk petelur periode starter di PT Charoen Pokphand menggunakan kandang close house yang terkontrol dengan sistem kandang twin. 2. Pemberian pakan dilakukan menggunakan tempat pakan feeder tray atau feeder chick, feeder tube. 3. Pakan yang diberikan untuk ayam jantan dan betina adalah pakan jadi bentuk crumble kode 531-H. 4. Bobot badan standar untuk ayam umur 21 hari adalah 786 gram untuk betina, sedangkan jantan 856 gram. 5. Penanganan kesehatan dan pencegahan penyakit dilakukan secara terprogram dan teratur dengan menerapkan program biosecurity dan sanitasi. 6. Managemen pemeliharaan ayam bibit induk di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Training center Unit Surabaya secara umum telah dijalankan secara baik. Meliputi manajemen perkandangan, pakan dan pemberian pakan, vaksinasi, biosecurity, dan sanitasi. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, H. R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Blakely, J.H dan D.H Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Card. L.E. 1962. Poultry Production. Edisi 9. Lea & Febiger. Philadhelphia. Hal 164-165. Daghir, N.J. 2008. Poultry Production In Hot Climates. CAB Internasional The University Press. Cambrige Ensminger, M.E. 2005. Poultry Science. Interstate publisher, Inc. Danville. Illinois. Kartasudjana, Ruhyat dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Nort, dan M. O. D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. The Van Nostrand Reinhold Publishing, New York. Prabowo, D., Sutrisno dan Sri Hastuti. 2000. Ilmu Kesehatan Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed. Purwokerto. Rahardi, F. Imam, S, dan R. N. Setyowati. 1995. Agrobisnis Peternakan. Penebar Riyanto. 1990. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Rosidi, Mugiyono. S, dan Siswoyo. I. 2000. Lecture Note Manajemen Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto Sudaryani, T. dan H. Santosa. 2000. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta. Suswoyo, I., Rosidi, dan S, Mugiyono. 2004. Manajemen Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Unsoed. Prwokerto. Tillman, A. D.H Hartadi dan S, Reksohadiproyo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM-Press. Yogyakarta. Lampiran 1. Jumlah Pemberian Pakan di CP Training Center Age Of Feed (100 Kg/100 Birds) Female & Male Day Week Total (Gram) Cumulative (Gram) 1 1 12 12 2 15 27 3 17 44 4 17 61 5 18 79 6 18 97 7 19 116 8 2 19 135 9 20 155 10 20 175 11 21 196 12 22 218 13 22 240 14 23 263 15 3 24 287 16 25 312 17 26 338 18 27 365 19 28 393 20 29 422 21 30 452 4 238 690 5 222 912 6 328 1240 7 270 1510 8 392 1902 9 318 2220 Lampiran 2. Program Vaksinasi yang Telah Dilakukan CP Training Center Age Vaccine Application Vaccine Producer Blood Test 1 Days MD (CVI 988+HVT) SC (Hetchery) Intervet, Fort Dodge MG, MS, Salmo IB (H120) IO Intervet 3 Days Coccivac (Type D) Spray on Feed Schering Plough 7 Days ND+IB (Clone 30+Ma 5) IO Intervet 16 Days IBD (LZ 228 E) DW or Oral Intervet 21 Days ND+IB (Clone 30+Ma 5) IO Intervet ND, AI ND (Killed) 0,25 ml SC Intervet, LAH FP WW Intervet, LAH 4 Weeks AI (Killed) 0,3 ml SC Shigeta, Intervet 6 Weeks Coryza (0,5 ml) IM (Leg) Kitasato ND, AI 8 Weeks ND+IB (Lived) IO Intervet AI by PCR ND (Killed) 0,5 ml IM Intervet, LAH AI (Killed) 0,5 ml SC Shigeta, Intervet 10 Weeks ILT IN Intervet ND, AI, MG, Salmo FP+AE WW Intervet 14 Weeks ND+IB (Lived) IO Intervet ND, AI, MG, Salmo ND+EDS (Killed) IM Intervet 16 Weeks Coryza (1,0 ml) IM (Leg) Kitasato 18 Weeks AI (Killed) IM or SC Shigeta (1,0 ml), Intervet (0,5 ml) ND, AI, MG, IBD Sumber : AVP Animal Health and Tecnhical Service, (2011). Keterangan : SC : Sub Cutaneus (Bawah kulit) IO : Intra Ocular (Tetes mata) WW : Wing Web (Tusuk sayap) IM : Intra Muscular (Bawah otot) IN : Intra Nasal (Bawah hidung) DW : Drinking Water (air minum) Lampiran 3. Denah Kandang Traing Center

Jumat, 15 Maret 2013

MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG

MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG Persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Dari berbagai macam barang yang ada, seperti bahan, barang dalam proses dan barang jadi, perusahaan menyimpannya karena berbagai alasan diantaranya : penyimpanan barang diperlukan agar perusahaan dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang tepat Untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh, kecuali pada saat musim panen tiba. Jika kondisinya adalah bahwa tersedianya barang sangat tergantung dengan musim, maka perlu bagi perusahaan untuk menyimpannya. Untuk menekan harga perunit barang. Perusahaan sering kali memproduksi barang dalam jumlah besar untuk memanfaatkan apa yang disebut economic of scale. Dengan economic of scale,biaya produksi perunit dapat ditekan. Konsekuensinya adalah perusahaan akan menyimpan persediaan barang dalam jumlah besar. Jika perusahaan menyimpan barang dalam jumlah yang besar, perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan, dan menghindari kehabisan barang (stock out). Tetapi menyimpan barang berarti perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan. Jika perusahaan hanya menyimpan barang dalam jumlah kecil, biaya penyimpana akan relatif kecil. Tetapi sebaiknya untuk dapat memenuhi permintaan barang, perusahaan harus memesan barang lebih sering, yang berarti biaya pesanan akan meningkat. Dengan demikian terdapat trade-off antara memelihara persediaan dalam jumlah kecil dan besar. Tingkat Persediaan barang yang optimal adalah pada tingkat persediaan ini total biaya persediaan adalah minimum. Faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat persediaan adalah sebagai berikut : Biaya persediaan barang (Inventory cost). Biaya yang berkaitan dengan pemilikan barang dapat dibedakan dalam : Holding atau Carry costs, yaitu biaya yang dikeluarkan karena memelihara barang atau opportunity costs karena melakukan investasi dalam barang dan bukan investasi lainnya. Ordering costs, yaitu barang yang dikeluarkan untuk memesan barang dari supplier untuk mengganti barang yang telah dijual. Stock-out costs, yaitu biaya yang timbul karena kehabisan barang pada saat yang diperlukan. Sejauhmana permintaan barang oleh pembeli dapat diketahui. Artinya jika permintaan dapat diketahui, maka perusahaan dapat menentuka berapa kebutuhan barang dalam suatu periode. Lama penyerahan barang antara saat dipesan dengan barang tiba, atau disebut sebagai lead time atau delivery time. Terdapat atau tidak kemungkinan untuk menunda pemenuhan pesanan dari pembelia atau yang disebut sebagai backlogging. Kemungkinan dperoleh disconto untuk pembelian barang dalam jumlah besar. Dengan menerima disconto untuk pembelian barang dalam jumlah besar total persediaan barang akan berkurang. Tetapi pembeliaan dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya penyimpanan atau holding cost. Sedangkan pembelian kurang dari jumlah minimum tidak memperoleh disconto, tetapi biaya pesanan akan meningkat. Dengan demikian terdapat trade-off dalam keputusan untuk mengambil disconto atau tidak. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY Berbagai faktor yang mempengaruhi Persediaan barang menyebabkan perhitungan untuk menetukan besarnya persediaan barang yang optimal menjadi kompleks.Untuk menyederhanakna perhitungan persediaan atau pesanan barang yang optimal. Dalam model analisis Economic Order Quantity (EOQ) diperlukan asumsi sebagai berikut : Biaya yang relevan untuk perhitungan adalah Ordering cost dan Carrying cost. Pesanan untuk mengganti persediaan barang yang dijual selalu datang pada awal bulan. Untuk sementara stock-out dan backlogging tidak diperlukan. Permintaan barang dapat diketahui dan dengan tingkat pemakaian atau pengeluaran yang tetap. Dengan keempat asumsi di atas, maka : Masalah biaya atas persediaan barang akan ditentukan oleh berapa banyak barang yang akan dipesan, biaya pesanan dan biaya pemeliharaan dan penyimpanan Banyaknya barang yang dipesan antara satu pesanan dengan pesanan yang lain akan sama, dan ditentukan oleh modal. Pemakaian dan permintaan barang yang bersifat tetap menyebabkan pola tingakt persediaan menyerupai gigi gergaji. Besarnya Carrying costs pertahun adalah rata-rata tingkat persediaan barang dikalikan dengan pemeliharaan dan penyimpanan per unit barang dalam satu tahun.Sedangkan besarnya Ordering Costs per tahun adalah pesanan barang dalam satu tahun dikalikan dengan biaya untuk setiap kali pesan barang. Co = Biaya pesanan untuk setiap kali pesan barang D = Jumlah permintaan barang setahun (dalam unit) Q = Kuantitas barang yang dipesan untuk setiap kali pesan barang (dalam unit) Cc = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan barang yang besarnya dinyatakan tetrhadap harga persediaan barang. Maka : Ordering cost pertahun : Co x D/Q Carrying cost per tahun : Cc x Q/2 Total biaya persediaan : (Co x D/Q) + (Cc x Q/2) Untuk mendapatkan total biaya persediaan yang minimum adalah (EOQ): Co x D/Q = Cc x Q/2 Cc. Q2 = 2.Co.D Q2 = (2.Co.D)/Cc Q* = √(2.Co.D/Cc) SAFETY STOCK DAN LEAD TIME Dalam EOQ sering terdapat masalah interval waktu dalam pemesanan. interval waktu dalam pemesanan adalah jarak waktu dua pesanan yang berurutan datang dengan rumusan : : (12 bulan)/(D/Q) PEMBELIAN DENGAN DISCONTO Suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan apakah perusahaan harus mengambil alternatif disconto atau tidak itu ditentukan dari persediaan barang. Perhitungan EOQ tanpa disconto adalah : Q* = √(2.Co.D/Cc) Perhitungan EOQ untuk pesanan dengan memanfaatkan disconto adalah : QD* = √(2.Co.D/Cc)

Selasa, 12 Maret 2013

APAPUN TENTANG PUPUK ADA DISINI

Oleh Paktani Hydrofarm di AGRIBISNIS INDONESIA • Sunting Dokumen APAPUN TENTANG PUPUK ADA DISINI. Di edit oleh Paktani Hydrofarm Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni: 1. Karbon (C) Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02. 2. Oksigen Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas. 3. Hidrogen Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas. 4. Nitrogen (N) Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+ Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah: a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik. d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan. e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah. Adapun sumber Nitrogen adalah : a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi. b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis. c. Mikrobia atau bakteri-bakteri. d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain) 5. Fosfor Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4– Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda. b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji. c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu. 6. Kalium (K) Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+ Fungsi Kalium bagi tanaman adalah : a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat. b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit. d. Meningkatkan mutu dari biji/buah. Sumber-sumber Kalium adalah : a. Beberapa jenis mineral. b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis. c. Air irigasi serta larutan dalam tanah. d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain) e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O 7. Kalsium (Ca) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++ Fungsi kalsium bagi tanaman adalah: a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah 8. Magnesium (Mg) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++ Fungsi magnesium bagi tanaman ialah: a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida c. Berperan dalam pembentukan buah Sumber-sumber Magnesium adalah: a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3 b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O c. Kleserit MgSO4.H2O d. Magnesia MgO e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian: Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2 Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4 g. Magnesit MgCO3 h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O i. Basic slag j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium) 9. Belerang (Sulfur = S) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4- Fungsi belerang bagi tanaman ialah: a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine c. Membantu pertumbuhan anakan produktif d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain e. Membantu pembentukan butir hijau daun Sumber-sumber belerang adalah: a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat 10. Besi (Fe) Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++ Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah: a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase Sumber-sumber besi adalah: a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis 11. Mangan (Mn) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++ Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah: a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi Sumber-sumber Mangan adalah: a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2 b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3 c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3 d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis 12. Tembaga (Cu) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++ Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah: a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil) 13. Seng (Zincum = Zn) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++ Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah: a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk: 1. Sulfida Zn S 2. Calamine Zn CO3 14. Molibdenum (Mo) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4- Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah: a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2 15. Boron (Bo) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3- Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah: a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca) e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk: a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4 b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O 16. Khlor (Cl) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl - Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah: a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu: 1. Natrium (Na) Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K). Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan. 2. Silikum (Si) Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si. Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya. 3. Nikel (Ni) Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. 4. Titan (Ti) Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat 5. Selenium Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut. 6. Vanadium Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara. 7. Argon Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan. 8. Yodium Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat. Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya. Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut: 1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N) a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas 2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P) a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang 3. Kekurangan unsur hara Kalium (K) Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda. a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Daun Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air b. Batang Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah c. Akar Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar. d. Bulir dan Malai Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah. 4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita 5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg) a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali. 6. Kekurangan unsur hara Belerang (S) a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease” c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah e. Jumlah anakan terbatas. 7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe) Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk. 8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn) Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu: a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek). 9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu) Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut: a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum). 10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn) a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu: * Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya * Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun * Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit. 11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo) a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering. 12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo) Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius. a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat. 13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl) a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas. Anti Stres dan Perangsang Akar Tanaman Penggunaan bahan anti stres dan perangsang akar dalam beberapa tahun ini cukup meningkat. Hal ini ditandai dengan munculnya produk-produk kombinasi vitamin B-1 (Thiamine HCl) dan zat pengatur tumbuh akar kelompok Auksin yang sering digunakan adalah NAA (Naphtalene Acetic Acid). Peranan Vitamin B-1 dan NAA bagi tanaman: 1. Vitamin B-1 (Thiamine HCl) Merupakan kelompok vitamin B, yang mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman. Sehingga dengan demikian tanaman yang mengalami stres karena kondisi bare root (pengiriman tanpa media) ataupun dikarenakan pemindahan tanaman ke media baru, segera melakukan aktifitas metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan ataupun media yang baru. 2. Zat Pengatur Tumbuh NAA (Napthalene Acetic Acid) Merupakan kelompok zat pengatur tumbuh dari kelompok Auksin, yang mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan akar lateral/samping. Pemilihan NAA dikarenakan mempunyai sifat perangsang akar yang kuat dan stabil. Beberapa produk kombinasi vitamin B-1 dan NAA: - Superthrive - Liquinox Start B-1 - Grow Quick Plus+ Cara Penggunaan: - Tujuan pertumbuhan aktif dan ketahanan terhadap stres (0,5 - 1 ml/L, 1 minggu 1 & 2 kali) - Tujuan perendaman tanaman tanpa media (dari pengiriman) yang akan ditanam (rendam 15 menit dalam larutan 1,5 ml/L per sekali perlakuan) Zat Pengatur Tumbuh Tanaman Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa sintetis yang mempunyai aktifitas kerja yang sama seperti halnya hormon tanaman, dimana dengan konsentrasi tertentu dapat mendorong ataupun menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kelompok zat pengatur tumbuh, peranan dan jenis: 1. Auksin a.Bersama Sitokinin mendorong pembelahan sel. b.Merangsang pertumbuhan akar lateral/samping. c.Mencegah gugur daun. d.Merangsang pembungaan pada kelompok tanaman Bromelia. Jenis: IAA, IBA, NAA 2. Sitokinin a.Bersama Auksin mendorong pembelahan sel. b.Merangsang pertumbuhan tunas lateral/samping. c.Meningkatkan khlorofil daun. d.Mencegah gugur daun. Jenis: 6-Benzyl Aminopurine (BA), Kinetin, Zeatin 3. Gibberelin a.Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel (anti kerdil/dwarf). b.Merangsang perkecambahan biji. c.Meningkatkan tandan buah (fruit set) dan hasil. d.Kasus pada tanaman anggur, dapat meningkatkan buah tanpa biji. e.Merangsang pembungaan pada beberapa tanaman hias. Jenis: GA-3 Info produk: 1. Auksin a.Grow Quick R (10 ml/10 ml air + fungisida 10 g aduk sampai terbentuk pasta), dioleskan ke stek dan didiamkan 1-2 jam, selanjutnya ditanam ke media. b.Root Up; Root Plus; Grow Tone (1 sendok teh serbuk Auksin dari botol dilarutkan dengan air sampai membentuk pasta, kemudian dioleskan ke bagian pangkal batang dan diamkan 15 – 30 menit kemudian tanam). c.Naphtelene Acetic Acid (NAA) atau Indol Butyric Acid (IBA) (1 g dilarutkan di dalam alkohol 95%,kemudian ditambahkan air sampai 1.000 ml atau 1 liter, selanjutnya siap digunakan dengan merendam stek selama 15 menit dan ditanam ke media. 2. Sitokinin a.Novelgro Alpha (1 ml/liter) disemprotkan ke daun 1 kali per 2 – 4 minggu. b.Grow Quick S (2 - 4 ml/liter) disemprotkan ke daun 2 – 3 hari sekali. c.6-Benzyl Aminopurine (BA) (1 g dilarutkan dengan HCl 0,1 N 1 – 2 tetes diaduk sampai larut, kemudian ditambahkan dengan air sampai 1.000 ml atau 1 liter air, selanjutnya dapat digunakan dari pemakaian 0,1 – 1 ml/liter). Penggunaan disemprotkan ke bagian mata tunas pada batang setiap hari selama 2 – 3 minggu. 3. Gibberelin a.Grow Quick F (2 - 4 ml/liter) perangsangan bunga, disemprotkan 2 kali seminggu sampai muncul tunas bunga, dengan sasaran penyemprotan daun dan tunas-tunas pucuk. b.Sunerellin (1 g dilarutkan dengan alkohol 95% sampai penuh dan dikocok, kemudian ditambahkan dengan air sampai 2 liter air), disemprotkan ke seluruh bagian tanaman 3 kali per 10 hari untuk perangsangan bunga dan buah tanpa biji (anggur). Peranan Zat Perata atau Perekat Bagi Tanaman Zat perata atau perekat merupakan suatu senyawa kimia yang berfungsi untuk memberikan penetrasi suatu insektisida/fungsida/bakterisida/pupuk cair ke bagian permukaan tanaman, sehingga mempunyai pengaruh yang lebih efisien dan efektif. Pemberian nutrisi melalui daun ataupun pengendalian hama ataupun penyakit seringkali menghadapi kendala dalam hal penetrasi. Kendala itu baik berupa faktor internal tanaman (kondisi permukaan daun tanaman) dan faktor eksternal berupa hama yang mempunyai perisai dan cuaca (hujan). Faktor Internal Tanaman a. Permukaan atas dan bawah daun yang berbulu (Adenium Arabicum, dll) b. Permukaan atas dan bawah daun yang berlilin (Alocasia, dll.) Faktor Eksternal Tanaman a. Hama dengan tubuh berperisai – berupa lapisan lilin (Mealybug) dan menyerupai lapisan kitin (Kutu Perisai/Scale) b. Hujan – akan membasuh hasil penyemprotan Kandungan dari zat perata atau perekat ini adalah kelompok detergen yang berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan di daun dan batang, sehingga insektisida/fungisida/bakterisida/pupuk dapat melakukan penetrasi ke bagian yang dimaksud. Selain itu kelompok detergen ini mempunyai pengaruh yang aman bagi tanaman, terutama permukaan daun. Penggunaan zat perata/perekat ini tidak banyak, hanya 0,2 – 0,25 ml/L yang dicampurkan dengan insektisida / fungsida / bakterisida / pupuk cair. Macam zat perata/perekat tanaman • Cultistick • Booster • APSA 800 WSC Pupuk “Slow Release” (Lambat Urai/Lepas) Pupuk “slow release” merupakan pupuk NPK alternatif selain pemberian pupuk utama (wajib). Umumnya pupuk ini merupakan kelompok pupuk non organik yang dikemas dengan lapisan khusus dari bahan resin yang bersifat permeable pada setiap butirannya. Pemberian pupuk ini mempunyai keuntungan atau manfaat bila ditinjau dari sifatnya yaitu menambah kebutuhan nutrisi bila terjadi keterlambatan pemberian pupuk wajib, dengan demikian pasokan nutrisi akan selalu terjaga. Umumnya pupuk “slow release” ini dapat diberikan lagi setiap 3 bulan sekali dengan cara ditaburkan di sekitar media tanam. Selanjutnya nutrisi ini akan dilepaskan ke media bila media tanam mendapatkan siraman air. Macam dari pupuk ini antara lain: • Dekastar • Osmocote • Magamp Lebih lanjut, pupuk ini terbagi lagi menjadi 2 fase pemberian, yaitu untuk (1) fase vegetatif (perbandingan N dan K lebih tinggi dibandingkan P) dan (2) fase generatif (perbandingan P dan K lebih tinggi dibandingkan N). Ada pula pupuk ini mempunyai perbandingan N, P dan K yang berimbang yang dikhususkan untuk menjaga perimbangan pertumbuhan vegetatif. Nutrisi Khusus Tanaman Hias Daun Tanaman hias daun (foliage plant) mempunyai nilai keindahan tersendiri. Sebagai tanaman hias yang lebih mengutamakan keindahan bentuk, warna (polos/campur/variegata), tekstur dan urat/tulang daun, peranan nutrisi terpilih dapat membantu penampilan daun. Tanaman hias daun banyak ragamnya, contohnya Anthurium, Aglaonema, Philodendron, Spatyphillum, dan sebagainya. Untuk menjaga tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan baik dan menarik, tentunya terkait dengan pemilihan nutrisi yang dipergunakan. Secara umum tanaman hias daun memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk mendukung pertumbuhan daun dan perlu diperhatikan N dapat diperoleh dari Urea (CO(NH2)2), Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Terlalu banyak pemberian N dalam bentuk Urea dan Amonium dapat membuat batang dan daun tanaman menjadi lebih besar, namun batang dan tangkai daun melemah, selain itu mudah terserang hama atau penyakit serta mudah rebah dan tidak mudah tahan terhadap tekanan lingkungan (kekeringan). Sehingga dengan demikian perlu adanya perimbangan pemberian N dalam bentuk NO3, dengan demikian dapat membuat batang dan tangkai daun lebih vigor (kuat). Selanjutnya ada beberapa nutrisi lain yang mendukung penampilan tanaman hias daun, yaitu - K (Kalium/Potasium) yang dapat menjaga tekanan turgor sel dan tekanan osmotik sel dan sebagainya - Ca (Calcium) merupakan komponen pembentuk dinding sel dan regulator pada translokasi karbohidrat - Mg (Magnesium) merupakan bagian esensial molekul klorofil, kofaktor beberapa enzim dan membantu pembentukan gula - Fe (Ferrum) adalah nutrisi utama sintesis klorofil, transport electron - S (Sulfur) merupakan unsur pembentuk asam amino Sistein, Sistin dan Methionin yang merupakan asam amino esensial pembentuk protein - Cu (Cuprum) berperanan di dalam beberapa enzim dan terlibat di dalam pembentukan dinding sel - B (Boron) mempunyai peranan dalam transport gula, sintesis dinding sel, metabolisme karbohidrat, pembentukan asam amino dan sintesis protein. Peranan nutrisi khusus untuk tanaman hias daun dapat disarikan sebagai berikut: 1. K - KNO3 (Kalinitra) dan K2HPO4/KH2PO4 (Kaliphos) = meningkatkan warna 2. Mg dan S - MgSO4 = warna kontras 3. Ca - Ca(NO3)2 (Calcium Nitrat) - vigor daun 4. B - H3BO3 (Asam Borat/Growmore Soluble Micro Mix) - pertumbuhan tunas baru 5. Cu - CuSO4 - warna kontras Zat Pengatur Tumbuh untuk Perangsang Bunga Munculnya bunga pada suatu tanaman menunjukkan tingkat kematangan tanaman memasuki fase atau masa dari vegetatif ke generatif. Perubahan ini dapat dikarenakan pengaruh internal hormon tanaman atau zat pengatur tumbuh tanaman secara eksternal. Secara alamiah di dalam tanaman terdapat banyak hormon yang mengatur dan memicu terjadi proses fisiologis. Proses-proses fisiologis itu antara lain pertumbuhan akar, tunas, pembungaan dan sebagainya. Pembahasan topik dibatasi pada hormon ataupun zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mendorong pembungaan. Catatan: zat pengatur tumbuh adalah hormon yang disintesis (buatan) Ada beberapa hormon di dalam tanaman yang berpengaruh dalam pembungaan, yaitu Gibberelin. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman yang berperanan adalah kelompok Auksin NAA, gas etilen (karbid) dan penghambat tanaman (retardan) Paklobutrasol, Alar dan Cycocel. Contoh penggunaan zat pengatur tumbuh untuk perangsang pembungaan: 1. Tanaman kelompok Bromelia (Nanas) dirangsang dengan gas Etilen (Karbid) dan Ethepon (Ethrel). 2. Tanaman Mangga dan Durian dirangsang dengan Paklobutrasol (Patrol, Golstar). 3. Tanaman Aglaonema dan Spathiphyllum dirangsang dengan Gibberelin/GA3 (Grow Quick Flower, Sunerellin). Keseimbangan Penggunaan Pupuk Organik dan Non Organik Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman memerlukan nutrisi berupa pupuk. Sumber pupuk dapat diperoleh dari bahan organik dan non organik. Ada suatu perkembangan info yang menarik mengenai pupuk, perkembangan ini menyangkut silang pendapat antara penggunaan pupuk organik dan non organik pada tanaman. Ada satu pihak menyatakan bahwa pupuk organik dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan non organik, demikian pula sebaliknya. Tanaman (tanaman hias, sayuran, buah, perkebunan, kehutanan) memerlukan nutrisi berupa pupuk tidak memandang dari mana sumbernya. Misal tanaman memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk mendukung pertumbuhan daun, unsur N ini dapat berupa dari N-NH4 (Amonium) dan N-NO3 (Nitrat). Kandungan N dalam berbagai bentuk tersebut dapat diperoleh dari bahan organik maupun non organik dan tanaman tidak pernah membedakan asal sumbernya, karena yang diperlukan tanaman adalah unsur N. Mengenai nitrogen yang berasal dari NH4 dan NO3, tentunya dapat terlihat pada pertumbuhan tanaman lebih lanjut, dimana bila pemberian N dalam bentuk NH4 terlalu banyak maka yang terlihat adalah pertumbuhan tanaman yang besar, misal daunnya lebih besar, namun lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit dan tekanan lingkungan (cepat layu dalam kondisi kekeringan). Di dalam setiap tanaman terdapat potensi genetik untuk dapat memberikan hasil yang maksimal, dimana potensi hasil yang maksimal dapat diberikan dengan dukungan nutrisi yang terukur (misal 1 gram per liter atau 1 ml per liter). Nutrisi tanaman dalam bentuk pupuk organik pada dasarnya sudah memberikan hasil yang baik namun belum maksimal, misal pupuk kandang mempunyai kandungan N yang berfluktuasi (naik-turun), hal ini tergantung dari makanan yang dimakan oleh hewan tersebut. Untuk itu diperlukan tambahan pupuk non organik yang terukur misal pupuk Urea, Gandasil Hijau, Bayfolan, dan lain-lain untuk memberikan hasil yang maksimal. Jadi mana yang lebih baik? Yang lebih baik tentunya adalah keseimbangan pemberian keduanya. Kelompok pupuk organik: • Pupuk kandang (fermentasi kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam) • Pupuk hijau (dari kelompok kacang-kacangan) • Pupuk kascing (dari kotoran cacing) • Kompos daun (fermentasi dari sampah daun kaliandra, bambu, dll) • Pupuk organik konsentrat padat Green Farm, Subur Ijo, NPK organik Novelgro • Pupuk organik konsentrat cair (Wide Spectrum, Nungtulo, Green Source) Kelompok pupuk non organik: • Pupuk tunggal Urea, SP36, KCl • Pupuk majemuk NPK padat (The Farmer, Gandasil, Growmore, Hyponex, Rapid Gro, Vitabloom, Calcinit, Kalinitra, Kaliphos, Dekastar, Osmocote) • Pupuk majemuk NPK cair (Bayfolan, Liquinox Grow, Liquinox Bloom, Miracle Gro All Purpose, Bloom Plus, Quick Start) Tips Perkecambahan Benih Teknik perkecambahan benih tanaman yang baik mempunyai dampak dalam menentukan keberhasilan benih untuk berkecambah. Kemampuan benih untuk berkecambah ditentukan oleh beberapa faktor kualitas benih, lingkungan media tanam, zat perangsang pertumbuhan (ZPT) dan serangan penyakit benih. Kualitas benih terkait dengan proses pematangan benih dalam buah yang secara tidak langsung terkait dengan cara pemupukan dan penanganan pasca panen. Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkecambahan benih, karena untuk mampu berkecambah benih memerlukan kondisi media tanam yang lembab. Kondisi lembab akan merangsang munculnya akar utama yang akan diikuti oleh pergerakan lain sampai menjadi bibit. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan benih berkecambah dan waktu berkecambah lebih cepat, penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan. Secara umum beberapa kasus perkecambahan meningkat sampai 100% dan benih dapat berkecambah lebih cepat 4 - 5 hari dari normalnya. Beberapa zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan adalah Atonik (Polyphenol), Superthrive (Vitamin B-1+NAA), Liquinox Start B-1 (Vitamin B-1+NAA), Grow Quick Plus (Vitamin B-1+NAA), Sunerelin (GA-3). Faktor lain yang sama pentingnya adalah mencegah serangan penyakit rebah bibit (Damping Off) yang utamanya disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. dan Phytium sp. Beberapa kasus dapat menyebabkan benih gagal berkecambah sampai 80 - 100%. Penyakit ini akan muncul dalam kondisi media tanam yang telah mengandung penyakit (media lama) dan kelembaban tinggi. Untuk mencegah penyakit rebah bibit ini dapat menggunakan fungisida protektan untuk benih seperti Previcur N (Propamocarb HCl), Topsin (Thiophanate), Vilan (Hexaconazole), Score (Difeconazole), Benstar (Benomyl), Daconil (Chlorotalonil) Penggunaan secara bersamaan dengan zat pengatur tumbuh dengan cara dicampur (mix) contoh: Atonik 0,5 - 1 ml/L dicampur dengan fungisida Previcur 0,5 - 1 ml/L, kemudian benih direndam selama 15-20 menit, selanjutnya ditanam. Dapat pula dengan cara terpisah yaitu perendaman benih dengan zat pengatur tumbuh terlebih dahulu selama 15 - 20 menit, kemudian setelah benih berkecambah dapat disemprot dengan fungisida 1-2 kali semingu. Diambil dari berbagai sumber : Http://Pusri.wordpress.comwww.godongijo.com Doc. https://www.facebook.com/groups/hidroponiku/createdoc/dll..,Semoga bermanfaat dan sukses selalu buat petani Indonesia...!!

APAPUN TENTANG PUPUK ADA DISINI

Oleh Paktani Hydrofarm di AGRIBISNIS INDONESIA • Sunting Dokumen APAPUN TENTANG PUPUK ADA DISINI. Di edit oleh Paktani Hydrofarm Khasiat Unsur Hara Bagi Tanaman Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni: 1. Karbon (C) Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02. 2. Oksigen Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas. 3. Hidrogen Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas. 4. Nitrogen (N) Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+ Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah: a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik. d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan. e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah. Adapun sumber Nitrogen adalah : a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi. b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis. c. Mikrobia atau bakteri-bakteri. d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain) 5. Fosfor Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4– Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda. b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji. c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu. 6. Kalium (K) Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+ Fungsi Kalium bagi tanaman adalah : a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat. b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit. d. Meningkatkan mutu dari biji/buah. Sumber-sumber Kalium adalah : a. Beberapa jenis mineral. b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis. c. Air irigasi serta larutan dalam tanah. d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain) e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O 7. Kalsium (Ca) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++ Fungsi kalsium bagi tanaman adalah: a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah 8. Magnesium (Mg) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++ Fungsi magnesium bagi tanaman ialah: a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida c. Berperan dalam pembentukan buah Sumber-sumber Magnesium adalah: a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3 b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O c. Kleserit MgSO4.H2O d. Magnesia MgO e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian: Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2 Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4 g. Magnesit MgCO3 h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O i. Basic slag j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium) 9. Belerang (Sulfur = S) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4- Fungsi belerang bagi tanaman ialah: a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine c. Membantu pertumbuhan anakan produktif d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain e. Membantu pembentukan butir hijau daun Sumber-sumber belerang adalah: a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat 10. Besi (Fe) Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++ Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah: a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase Sumber-sumber besi adalah: a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis 11. Mangan (Mn) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++ Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah: a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi Sumber-sumber Mangan adalah: a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2 b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3 c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3 d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis 12. Tembaga (Cu) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++ Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah: a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil) 13. Seng (Zincum = Zn) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++ Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah: a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk: 1. Sulfida Zn S 2. Calamine Zn CO3 14. Molibdenum (Mo) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4- Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah: a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2 15. Boron (Bo) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3- Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah: a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca) e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk: a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4 b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O 16. Khlor (Cl) Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl - Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah: a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu: 1. Natrium (Na) Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K). Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan. 2. Silikum (Si) Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si. Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya. 3. Nikel (Ni) Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. 4. Titan (Ti) Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat 5. Selenium Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut. 6. Vanadium Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara. 7. Argon Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan. 8. Yodium Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat. Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya. Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut: 1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N) a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas 2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P) a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang 3. Kekurangan unsur hara Kalium (K) Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda. a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Daun Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air b. Batang Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah c. Akar Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar. d. Bulir dan Malai Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah. 4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca) a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita 5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg) a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali. 6. Kekurangan unsur hara Belerang (S) a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease” c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah e. Jumlah anakan terbatas. 7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe) Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk. 8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn) Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi (Fe) pada tanaman, yaitu: a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek). 9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu) Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut: a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum). 10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn) a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua, yaitu: * Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya * Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun * Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil dan polong sedikit. 11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo) a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan unsur hara Mo b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering. 12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo) Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius. a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat. 13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl) a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas. Anti Stres dan Perangsang Akar Tanaman Penggunaan bahan anti stres dan perangsang akar dalam beberapa tahun ini cukup meningkat. Hal ini ditandai dengan munculnya produk-produk kombinasi vitamin B-1 (Thiamine HCl) dan zat pengatur tumbuh akar kelompok Auksin yang sering digunakan adalah NAA (Naphtalene Acetic Acid). Peranan Vitamin B-1 dan NAA bagi tanaman: 1. Vitamin B-1 (Thiamine HCl) Merupakan kelompok vitamin B, yang mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman. Sehingga dengan demikian tanaman yang mengalami stres karena kondisi bare root (pengiriman tanpa media) ataupun dikarenakan pemindahan tanaman ke media baru, segera melakukan aktifitas metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan ataupun media yang baru. 2. Zat Pengatur Tumbuh NAA (Napthalene Acetic Acid) Merupakan kelompok zat pengatur tumbuh dari kelompok Auksin, yang mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan akar lateral/samping. Pemilihan NAA dikarenakan mempunyai sifat perangsang akar yang kuat dan stabil. Beberapa produk kombinasi vitamin B-1 dan NAA: - Superthrive - Liquinox Start B-1 - Grow Quick Plus+ Cara Penggunaan: - Tujuan pertumbuhan aktif dan ketahanan terhadap stres (0,5 - 1 ml/L, 1 minggu 1 & 2 kali) - Tujuan perendaman tanaman tanpa media (dari pengiriman) yang akan ditanam (rendam 15 menit dalam larutan 1,5 ml/L per sekali perlakuan) Zat Pengatur Tumbuh Tanaman Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa sintetis yang mempunyai aktifitas kerja yang sama seperti halnya hormon tanaman, dimana dengan konsentrasi tertentu dapat mendorong ataupun menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kelompok zat pengatur tumbuh, peranan dan jenis: 1. Auksin a.Bersama Sitokinin mendorong pembelahan sel. b.Merangsang pertumbuhan akar lateral/samping. c.Mencegah gugur daun. d.Merangsang pembungaan pada kelompok tanaman Bromelia. Jenis: IAA, IBA, NAA 2. Sitokinin a.Bersama Auksin mendorong pembelahan sel. b.Merangsang pertumbuhan tunas lateral/samping. c.Meningkatkan khlorofil daun. d.Mencegah gugur daun. Jenis: 6-Benzyl Aminopurine (BA), Kinetin, Zeatin 3. Gibberelin a.Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel (anti kerdil/dwarf). b.Merangsang perkecambahan biji. c.Meningkatkan tandan buah (fruit set) dan hasil. d.Kasus pada tanaman anggur, dapat meningkatkan buah tanpa biji. e.Merangsang pembungaan pada beberapa tanaman hias. Jenis: GA-3 Info produk: 1. Auksin a.Grow Quick R (10 ml/10 ml air + fungisida 10 g aduk sampai terbentuk pasta), dioleskan ke stek dan didiamkan 1-2 jam, selanjutnya ditanam ke media. b.Root Up; Root Plus; Grow Tone (1 sendok teh serbuk Auksin dari botol dilarutkan dengan air sampai membentuk pasta, kemudian dioleskan ke bagian pangkal batang dan diamkan 15 – 30 menit kemudian tanam). c.Naphtelene Acetic Acid (NAA) atau Indol Butyric Acid (IBA) (1 g dilarutkan di dalam alkohol 95%,kemudian ditambahkan air sampai 1.000 ml atau 1 liter, selanjutnya siap digunakan dengan merendam stek selama 15 menit dan ditanam ke media. 2. Sitokinin a.Novelgro Alpha (1 ml/liter) disemprotkan ke daun 1 kali per 2 – 4 minggu. b.Grow Quick S (2 - 4 ml/liter) disemprotkan ke daun 2 – 3 hari sekali. c.6-Benzyl Aminopurine (BA) (1 g dilarutkan dengan HCl 0,1 N 1 – 2 tetes diaduk sampai larut, kemudian ditambahkan dengan air sampai 1.000 ml atau 1 liter air, selanjutnya dapat digunakan dari pemakaian 0,1 – 1 ml/liter). Penggunaan disemprotkan ke bagian mata tunas pada batang setiap hari selama 2 – 3 minggu. 3. Gibberelin a.Grow Quick F (2 - 4 ml/liter) perangsangan bunga, disemprotkan 2 kali seminggu sampai muncul tunas bunga, dengan sasaran penyemprotan daun dan tunas-tunas pucuk. b.Sunerellin (1 g dilarutkan dengan alkohol 95% sampai penuh dan dikocok, kemudian ditambahkan dengan air sampai 2 liter air), disemprotkan ke seluruh bagian tanaman 3 kali per 10 hari untuk perangsangan bunga dan buah tanpa biji (anggur). Peranan Zat Perata atau Perekat Bagi Tanaman Zat perata atau perekat merupakan suatu senyawa kimia yang berfungsi untuk memberikan penetrasi suatu insektisida/fungsida/bakterisida/pupuk cair ke bagian permukaan tanaman, sehingga mempunyai pengaruh yang lebih efisien dan efektif. Pemberian nutrisi melalui daun ataupun pengendalian hama ataupun penyakit seringkali menghadapi kendala dalam hal penetrasi. Kendala itu baik berupa faktor internal tanaman (kondisi permukaan daun tanaman) dan faktor eksternal berupa hama yang mempunyai perisai dan cuaca (hujan). Faktor Internal Tanaman a. Permukaan atas dan bawah daun yang berbulu (Adenium Arabicum, dll) b. Permukaan atas dan bawah daun yang berlilin (Alocasia, dll.) Faktor Eksternal Tanaman a. Hama dengan tubuh berperisai – berupa lapisan lilin (Mealybug) dan menyerupai lapisan kitin (Kutu Perisai/Scale) b. Hujan – akan membasuh hasil penyemprotan Kandungan dari zat perata atau perekat ini adalah kelompok detergen yang berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan di daun dan batang, sehingga insektisida/fungisida/bakterisida/pupuk dapat melakukan penetrasi ke bagian yang dimaksud. Selain itu kelompok detergen ini mempunyai pengaruh yang aman bagi tanaman, terutama permukaan daun. Penggunaan zat perata/perekat ini tidak banyak, hanya 0,2 – 0,25 ml/L yang dicampurkan dengan insektisida / fungsida / bakterisida / pupuk cair. Macam zat perata/perekat tanaman • Cultistick • Booster • APSA 800 WSC Pupuk “Slow Release” (Lambat Urai/Lepas) Pupuk “slow release” merupakan pupuk NPK alternatif selain pemberian pupuk utama (wajib). Umumnya pupuk ini merupakan kelompok pupuk non organik yang dikemas dengan lapisan khusus dari bahan resin yang bersifat permeable pada setiap butirannya. Pemberian pupuk ini mempunyai keuntungan atau manfaat bila ditinjau dari sifatnya yaitu menambah kebutuhan nutrisi bila terjadi keterlambatan pemberian pupuk wajib, dengan demikian pasokan nutrisi akan selalu terjaga. Umumnya pupuk “slow release” ini dapat diberikan lagi setiap 3 bulan sekali dengan cara ditaburkan di sekitar media tanam. Selanjutnya nutrisi ini akan dilepaskan ke media bila media tanam mendapatkan siraman air. Macam dari pupuk ini antara lain: • Dekastar • Osmocote • Magamp Lebih lanjut, pupuk ini terbagi lagi menjadi 2 fase pemberian, yaitu untuk (1) fase vegetatif (perbandingan N dan K lebih tinggi dibandingkan P) dan (2) fase generatif (perbandingan P dan K lebih tinggi dibandingkan N). Ada pula pupuk ini mempunyai perbandingan N, P dan K yang berimbang yang dikhususkan untuk menjaga perimbangan pertumbuhan vegetatif. Nutrisi Khusus Tanaman Hias Daun Tanaman hias daun (foliage plant) mempunyai nilai keindahan tersendiri. Sebagai tanaman hias yang lebih mengutamakan keindahan bentuk, warna (polos/campur/variegata), tekstur dan urat/tulang daun, peranan nutrisi terpilih dapat membantu penampilan daun. Tanaman hias daun banyak ragamnya, contohnya Anthurium, Aglaonema, Philodendron, Spatyphillum, dan sebagainya. Untuk menjaga tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan baik dan menarik, tentunya terkait dengan pemilihan nutrisi yang dipergunakan. Secara umum tanaman hias daun memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk mendukung pertumbuhan daun dan perlu diperhatikan N dapat diperoleh dari Urea (CO(NH2)2), Amonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Terlalu banyak pemberian N dalam bentuk Urea dan Amonium dapat membuat batang dan daun tanaman menjadi lebih besar, namun batang dan tangkai daun melemah, selain itu mudah terserang hama atau penyakit serta mudah rebah dan tidak mudah tahan terhadap tekanan lingkungan (kekeringan). Sehingga dengan demikian perlu adanya perimbangan pemberian N dalam bentuk NO3, dengan demikian dapat membuat batang dan tangkai daun lebih vigor (kuat). Selanjutnya ada beberapa nutrisi lain yang mendukung penampilan tanaman hias daun, yaitu - K (Kalium/Potasium) yang dapat menjaga tekanan turgor sel dan tekanan osmotik sel dan sebagainya - Ca (Calcium) merupakan komponen pembentuk dinding sel dan regulator pada translokasi karbohidrat - Mg (Magnesium) merupakan bagian esensial molekul klorofil, kofaktor beberapa enzim dan membantu pembentukan gula - Fe (Ferrum) adalah nutrisi utama sintesis klorofil, transport electron - S (Sulfur) merupakan unsur pembentuk asam amino Sistein, Sistin dan Methionin yang merupakan asam amino esensial pembentuk protein - Cu (Cuprum) berperanan di dalam beberapa enzim dan terlibat di dalam pembentukan dinding sel - B (Boron) mempunyai peranan dalam transport gula, sintesis dinding sel, metabolisme karbohidrat, pembentukan asam amino dan sintesis protein. Peranan nutrisi khusus untuk tanaman hias daun dapat disarikan sebagai berikut: 1. K - KNO3 (Kalinitra) dan K2HPO4/KH2PO4 (Kaliphos) = meningkatkan warna 2. Mg dan S - MgSO4 = warna kontras 3. Ca - Ca(NO3)2 (Calcium Nitrat) - vigor daun 4. B - H3BO3 (Asam Borat/Growmore Soluble Micro Mix) - pertumbuhan tunas baru 5. Cu - CuSO4 - warna kontras Zat Pengatur Tumbuh untuk Perangsang Bunga Munculnya bunga pada suatu tanaman menunjukkan tingkat kematangan tanaman memasuki fase atau masa dari vegetatif ke generatif. Perubahan ini dapat dikarenakan pengaruh internal hormon tanaman atau zat pengatur tumbuh tanaman secara eksternal. Secara alamiah di dalam tanaman terdapat banyak hormon yang mengatur dan memicu terjadi proses fisiologis. Proses-proses fisiologis itu antara lain pertumbuhan akar, tunas, pembungaan dan sebagainya. Pembahasan topik dibatasi pada hormon ataupun zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mendorong pembungaan. Catatan: zat pengatur tumbuh adalah hormon yang disintesis (buatan) Ada beberapa hormon di dalam tanaman yang berpengaruh dalam pembungaan, yaitu Gibberelin. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman yang berperanan adalah kelompok Auksin NAA, gas etilen (karbid) dan penghambat tanaman (retardan) Paklobutrasol, Alar dan Cycocel. Contoh penggunaan zat pengatur tumbuh untuk perangsang pembungaan: 1. Tanaman kelompok Bromelia (Nanas) dirangsang dengan gas Etilen (Karbid) dan Ethepon (Ethrel). 2. Tanaman Mangga dan Durian dirangsang dengan Paklobutrasol (Patrol, Golstar). 3. Tanaman Aglaonema dan Spathiphyllum dirangsang dengan Gibberelin/GA3 (Grow Quick Flower, Sunerellin). Keseimbangan Penggunaan Pupuk Organik dan Non Organik Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman memerlukan nutrisi berupa pupuk. Sumber pupuk dapat diperoleh dari bahan organik dan non organik. Ada suatu perkembangan info yang menarik mengenai pupuk, perkembangan ini menyangkut silang pendapat antara penggunaan pupuk organik dan non organik pada tanaman. Ada satu pihak menyatakan bahwa pupuk organik dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan non organik, demikian pula sebaliknya. Tanaman (tanaman hias, sayuran, buah, perkebunan, kehutanan) memerlukan nutrisi berupa pupuk tidak memandang dari mana sumbernya. Misal tanaman memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk mendukung pertumbuhan daun, unsur N ini dapat berupa dari N-NH4 (Amonium) dan N-NO3 (Nitrat). Kandungan N dalam berbagai bentuk tersebut dapat diperoleh dari bahan organik maupun non organik dan tanaman tidak pernah membedakan asal sumbernya, karena yang diperlukan tanaman adalah unsur N. Mengenai nitrogen yang berasal dari NH4 dan NO3, tentunya dapat terlihat pada pertumbuhan tanaman lebih lanjut, dimana bila pemberian N dalam bentuk NH4 terlalu banyak maka yang terlihat adalah pertumbuhan tanaman yang besar, misal daunnya lebih besar, namun lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit dan tekanan lingkungan (cepat layu dalam kondisi kekeringan). Di dalam setiap tanaman terdapat potensi genetik untuk dapat memberikan hasil yang maksimal, dimana potensi hasil yang maksimal dapat diberikan dengan dukungan nutrisi yang terukur (misal 1 gram per liter atau 1 ml per liter). Nutrisi tanaman dalam bentuk pupuk organik pada dasarnya sudah memberikan hasil yang baik namun belum maksimal, misal pupuk kandang mempunyai kandungan N yang berfluktuasi (naik-turun), hal ini tergantung dari makanan yang dimakan oleh hewan tersebut. Untuk itu diperlukan tambahan pupuk non organik yang terukur misal pupuk Urea, Gandasil Hijau, Bayfolan, dan lain-lain untuk memberikan hasil yang maksimal. Jadi mana yang lebih baik? Yang lebih baik tentunya adalah keseimbangan pemberian keduanya. Kelompok pupuk organik: • Pupuk kandang (fermentasi kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam) • Pupuk hijau (dari kelompok kacang-kacangan) • Pupuk kascing (dari kotoran cacing) • Kompos daun (fermentasi dari sampah daun kaliandra, bambu, dll) • Pupuk organik konsentrat padat Green Farm, Subur Ijo, NPK organik Novelgro • Pupuk organik konsentrat cair (Wide Spectrum, Nungtulo, Green Source) Kelompok pupuk non organik: • Pupuk tunggal Urea, SP36, KCl • Pupuk majemuk NPK padat (The Farmer, Gandasil, Growmore, Hyponex, Rapid Gro, Vitabloom, Calcinit, Kalinitra, Kaliphos, Dekastar, Osmocote) • Pupuk majemuk NPK cair (Bayfolan, Liquinox Grow, Liquinox Bloom, Miracle Gro All Purpose, Bloom Plus, Quick Start) Tips Perkecambahan Benih Teknik perkecambahan benih tanaman yang baik mempunyai dampak dalam menentukan keberhasilan benih untuk berkecambah. Kemampuan benih untuk berkecambah ditentukan oleh beberapa faktor kualitas benih, lingkungan media tanam, zat perangsang pertumbuhan (ZPT) dan serangan penyakit benih. Kualitas benih terkait dengan proses pematangan benih dalam buah yang secara tidak langsung terkait dengan cara pemupukan dan penanganan pasca panen. Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkecambahan benih, karena untuk mampu berkecambah benih memerlukan kondisi media tanam yang lembab. Kondisi lembab akan merangsang munculnya akar utama yang akan diikuti oleh pergerakan lain sampai menjadi bibit. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan benih berkecambah dan waktu berkecambah lebih cepat, penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan. Secara umum beberapa kasus perkecambahan meningkat sampai 100% dan benih dapat berkecambah lebih cepat 4 - 5 hari dari normalnya. Beberapa zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan adalah Atonik (Polyphenol), Superthrive (Vitamin B-1+NAA), Liquinox Start B-1 (Vitamin B-1+NAA), Grow Quick Plus (Vitamin B-1+NAA), Sunerelin (GA-3). Faktor lain yang sama pentingnya adalah mencegah serangan penyakit rebah bibit (Damping Off) yang utamanya disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. dan Phytium sp. Beberapa kasus dapat menyebabkan benih gagal berkecambah sampai 80 - 100%. Penyakit ini akan muncul dalam kondisi media tanam yang telah mengandung penyakit (media lama) dan kelembaban tinggi. Untuk mencegah penyakit rebah bibit ini dapat menggunakan fungisida protektan untuk benih seperti Previcur N (Propamocarb HCl), Topsin (Thiophanate), Vilan (Hexaconazole), Score (Difeconazole), Benstar (Benomyl), Daconil (Chlorotalonil) Penggunaan secara bersamaan dengan zat pengatur tumbuh dengan cara dicampur (mix) contoh: Atonik 0,5 - 1 ml/L dicampur dengan fungisida Previcur 0,5 - 1 ml/L, kemudian benih direndam selama 15-20 menit, selanjutnya ditanam. Dapat pula dengan cara terpisah yaitu perendaman benih dengan zat pengatur tumbuh terlebih dahulu selama 15 - 20 menit, kemudian setelah benih berkecambah dapat disemprot dengan fungisida 1-2 kali semingu. Diambil dari berbagai sumber : Http://Pusri.wordpress.comwww.godongijo.com Doc. https://www.facebook.com/groups/hidroponiku/createdoc/dll..,Semoga bermanfaat dan sukses selalu buat petani Indonesia...!!